Herpes simplek primer pada mata jarang
ditemukan, dan bermanifestasi sebagai blefaro konjungtivitis vesikuler,
kadang-kadang mengenai kornea dan umumnya terdapat pada anak-anak muda. Bentuk
ini dapat sembuh sendiri tanpa menimbulkan kerusakan pada mata, tetapi
antivirus topikal dapat dipakai sebagai proflaksis agar kornea tidak terkena
dan sebagai terapi penyakit kornea
Serangan keratitis herpes jenis rekurens
umum dipicu oleh demam, paparan ultraviolet yang berlebihan, trauma, stress
psikis, atau imuno supresi lokal maupun sistemik lainnya.
1. Gejala
Gejala pertama umumnya
iritasi, fotopobia, dan berair mata. Bila kornea bagian pusat yang terkena,
terjadi sedikit gangguan penglihatan karena anestesi kornea umumya timbul pada
awal infeksi, gejala mungkin minimal dan pasien mungkin tidak datang berobat.
Sering ada riwayat lepuh-lepuh demam atau infeksi herpes lain, namun ulserasi
kornea kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala infeksi herpes rekurens.
2. Lesi
Lesi paling khas adalah ulkus
dendritik. Ini terjadi pada epitel kornea, memiliki pola percabangan linear
khas dengan tepian kabur, memiliki bulbus-bulbus terminalis pada ujungnya.
Pemulasan fluoresein memudahkan melihat dendrit, namun sayangnya keratitis
herpes dapat juga menyerupai banyak infeksi kornea lain dan harus dimasukan
dalam diagnosis diferensial pada banyak lesi kornea. Ulserasi geografik adalah
sebentuk penyakit dendritik menahun yang lesi dendritiknya berbentuk lebih
lebar. Tepian ukus tidak kabur. Sensasi kornea, seperti hanya penyakit
dendritik, menurun. Dokter harus selalu mencari adanya gejala ini. Lesi
epitelial kornea lain yang dapat ditimbulkan HSV adalah keratitis epitelial ”blotchy”,
keratitis epitelial stelata, dan keratitis filamen tosa. Namun semua ini
umumnya bersifat sementara dan sering menjadi dendritik khas dalam satu dua
hari.
2. Ulkus Kornea: Manifestasi Klinik
Lainnya: