Drop Down MenusCSS Drop Down MenuPure CSS Dropdown Menu

Selasa, 02 Desember 2014

Keratokonjungtivitis flikten

Keratokonjungtivitis flikten merupakan radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitive terhadap antigen. Dahulu diduga disebabkan alergi terhadap tuberkuloprotein. Sekarang diduga juga alergi terhadap jenis kuman lain. Untuk mengetahui penyebab sebaiknya dicari penyebab alergi. Pada benjolan akan terjadi penimbunan sel limfoid. Secara histopatologik ditemukan sel eosinofil dan tidak pernah ditemukan basil tuberculosis.
Terdapat daerah yang berwarna keputihan yang merupakan degenerasi hialin. Terjadi pengelupasan lapis sel tanduk epitel kornea.Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai dengan rasa sakit. Bentuk keratitis dengan gambaran yang bermacam – macam, dengan ditemukannya infiltrate dan neovaskularisasi pada kornea. Gambaran karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustule pada kornea ataupun konjungtiva.
Pada mata terdapat flikten pada kornea berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan, dengan atau tanpa neovaskularisasi yang menuju kearah benjolan tersebut.
Bisaanya bersifat bilateral yang dimulai dari daerah limbus. Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai hyperemia konjungtiva, kurangnya air mata, menebalnya epitel kornea, perasaan panas disertai gatal dan tajam penglihatan yang berkurang.
Pada limbus didapatkan benjolan putih kemerahan dikelilingi daerah konjungtiva yang hyperemia. Bila terjadi penyembuhan akan terjadi jaringan parut dengan neovaskularisasi pada kornea. Pengobatan dengan steroid dapat diberikan dengan berhati – hati. Pada anak – anak keratitis flikten disertai gizi buruk dapat berkembang menjadi tukak kornea karena infeksi sekunder.



Lainnya: 
Keratokonjungtivitis Flikten