Keratokonjungtivitis flikten merupakan
radang kornea dan konjungtiva yang merupakan reaksi imun yang mungkin sel
mediated pada jaringan yang sudah sensitive terhadap antigen. Dahulu diduga
disebabkan alergi terhadap tuberkuloprotein. Sekarang diduga juga alergi
terhadap jenis kuman lain. Untuk mengetahui penyebab sebaiknya dicari penyebab
alergi. Pada benjolan akan terjadi penimbunan sel limfoid. Secara
histopatologik ditemukan sel eosinofil dan tidak pernah ditemukan basil
tuberculosis.
Terdapat daerah yang berwarna keputihan yang
merupakan degenerasi hialin. Terjadi pengelupasan lapis sel tanduk epitel
kornea.Mata akan memberikan gejala lakrimasi dan fotofobia disertai dengan rasa
sakit. Bentuk keratitis dengan gambaran yang bermacam – macam, dengan
ditemukannya infiltrate dan neovaskularisasi pada kornea. Gambaran
karakteristiknya adalah dengan terbentuknya papul atau pustule pada kornea
ataupun konjungtiva.
Pada mata terdapat flikten pada kornea
berupa benjolan berbatas tegas berwarna putih keabuan, dengan atau tanpa
neovaskularisasi yang menuju kearah benjolan tersebut.
Bisaanya bersifat bilateral yang dimulai dari
daerah limbus. Pada gambaran klinis akan terlihat suatu keadaan sebagai
hyperemia konjungtiva, kurangnya air mata, menebalnya epitel kornea, perasaan
panas disertai gatal dan tajam penglihatan yang berkurang.
Pada limbus didapatkan benjolan putih kemerahan
dikelilingi daerah konjungtiva yang hyperemia. Bila terjadi penyembuhan akan
terjadi jaringan parut dengan neovaskularisasi pada kornea. Pengobatan dengan
steroid dapat diberikan dengan berhati – hati. Pada anak – anak keratitis
flikten disertai gizi buruk dapat berkembang menjadi tukak kornea karena
infeksi sekunder.
Lainnya:
Keratokonjungtivitis Flikten